Menyalahkan Hanya Buang Energi

>> Jumat, 12 Desember 2008

Menyalahkan Hanya Buang Energi


Aku baru masuk kuliah saat bertemu dengan Keluarga White.
Mereka sangat berbeda dengan keluargaku,
namun aku langsung merasa betah bersama mereka

mereka menyambutku -orang luar- seperti sepupu jauh.
Dalam keluargaku, jika ada masalah, menyalahkan orang itu selalu penting.
'Siapa yang melakukan ini?' ibuku membentak melihat dapur berantakan.
'lni semua salahmu, Katharine,' ayahku berkeras jika kucing berhasil keluar rumah atau mesin cuci piring rusak.

Sejak kami kecil, aku dan saudara-saudaraku saling mengadu.
Kami menyiapkan kursi untuk si Terdakwa di meja makan.
Tapi Keluarga White tidak mencemaskan siapa berbuat apa.

Mereka merapikan yang berantakan dan melanjutkan hidup mereka.
lndahnya hal ini kusadari penuh pada musim panas ketika Jane meninggal.

Keluarga White memiliki enam anak: tiga lelaki, tiga perempuan.
Satu putranya meninggal saat masih kecil,
mungkin karena itulah kelima yang tersisa menjadi dekat.

Di bulan Juli, aku dan tiga putri White memutuskan berjalan-jalan naik mobi
dari rumah mereka di Florida ke New York.
Dua yang tertua, Sarah dan Jane, adalah mahasiswa, dan yang terkecil, Amy,
baru menginjak enam belas tahun.

Sebagai pemilik SIM baru yang bangga, Amy gembira ingin melatih keterampilan mengemudinya selama perjalanan itu.
Dengan tawanya yang lucu, ia memamerkan SIM-nya kepada siapa saja yang ditemuinya.

Kedua kakaknya ikut mengemudikan mobil pada bagian pertama perjalanan,
tapi saat mereka tiba di daerah yang berpenduduk jarang,
mereka membolehkan Amy mengemudi.

Suatu tempat di South Carolina, kami keluar dari jalan tol untuk makan.
Setelah makan, Amy mengemudi lagi.
Ia tiba di perempatan dengan tanda stop untuk mobil dari arah kami.
Entah ia gugup atau tidak memperhatikan
atau tidak melihat tandanya tak akan ada yang tahu.

Amy terus menerjang perempatan tanpa berhenti.
Pengemudi trailer semi-traktor besar itu tak mampu mengerem pada waktunya,
dan menabrak kendaraan kami.

Jane langsung meninggal.
Aku selamat hanya dengan sedikit memar.
Hal tersulit yang kulakukan adalah menelepon Keluarga White
dan Memberitahukan kecelakaan itu
dan bahwa Jane meninggal.

Sesakit apa pun perasaanku kehilangan seorang sahabat,
aku tahu bagi mereka jauh lebih pedih kehilangan anak.

Saat suami-istri White tiba di rumah sakit,
mereka mendapatkan dua putri mereka di sebuah kamar.
Kepala dibalut perban; kaki Amy digips.
Mereka memeluk kami semua
dan menitikkan air mata duka dan bahagia saat melihat putri mereka.

Mereka menghapus air mata kedua putrinya
dan menggoda Amy hingga tertawa
sementara ia belajar menggunakan kruknya.

Kepada kedua putri mereka, dan terutama kepada Amy,
berulang-ulang mereka hanya berkata,
'Kami gembira kalian masih hidup.'

Aku tercengang. Tak ada tuduhan. Tak ada tudingan.
Kemudian, aku menanyakan kepada keluarga White
mengapa mereka tak pernah membicarakan fakta
bahwa Amy yang mengemudi dan melanggar rambu-rambu Lalu lintas.

Bu White berkata, 'Jane sudah tiada, dan kami sangat merindukannya.
Tak ada yang dapat kami katakan atau perbuat yang dapat menghidupkannya kembali.
Tapi hidup Amy masih panjang.
Bagaimana ia bisa menjalani hidup yang nyaman dan bahagia
jika ia merasa kami menyalahkannya atas kematian kakaknya?'

Mereka benar. Amy lulus kuliah dan menikah beberapa tahun yang lalu.
Ia bekerja sebagai guru sekolah anak luar biasa.
Putrinya sendiri sudah dua, yang tertua bernama Jane.

Aku belajar dari Keluarga White bahwa menyalahkan sebenarnya tidak penting,
bahkan, kadang-kadang, tak ada gunanya sama sekali,
hanya buang energi yang sia-sia.


Apa yg bisa Anda ambil dari isi cerita ini?

Kesalahan, kegagalan, kerugian, bukan merupakan hal yang patut disesali.....

coba introspeksi terhadap diri sendiri
apa yang kurang
apa yang belum dilakukan

buat sesuatu yang baru
yang positif
yang bisa membuat Anda nyaman
dan org di sekeliling juga nyaman..

Merupakan kerugian jika hanya menyesali
dan menyalahkan keadaan, orang lain, bahkan diri sendiri...

Tarik nafas panjang dalam kemudian hembuskan
satu hingga tiga kali
buat senyum menyeringai
hingga pipi tertarik dan gigi terlihat penuh

Bayangkan Anda sedang main sesuatu yang menyenangkan
maka Anda akan segera merasa nyaman
dan lupa akan kesalahan yang telah Anda atau karyawan atau siapapun yang membuat Anda marah

Ingat,
kekuatan ada dalam diri Anda sendiri
tak ada orang yang bisa menolong Anda
Orang lain hanya bisa memberikan motivasi
dan solusi alternatif pemecahan masalah
hasil akhir berada pada tangan Anda...

0 komentar:

  © Blogger template Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP